Sejak ancaman tambang oleh PT Tambang Mas Sangihe (TMS) datang ke pulau Sangihe, Jull Takaliuang yang tinggal di Manado, lebih sering pulang ke tanah kelahirannya ini. Bersama para diaspora asal Sangihe, ia memulai gerakan Save Sangihe Island (SSI) dan melakukan pengorganisasian. PT TMS mendapatkan wilayah kontrak karya sekitar 42.000 hektar, setara setara 70% dari total luas Pulau Sangihe yang hanya 73. 698 hektar.
Pulau Sangihe adalah satu pulau kecil terluar Indonesia. Warganya menggantungkan hidup dari sumber-sumber alam seperti pertanian di darat, dan perikanan di pesisir dan laut. Sangihe juga menjadi habitat burung endemik langka Seriwang Sangihe (Eutrichomyias rowleyi), atau yang dikenal dengan nama lokal, burung Niu. Bagi Jull, Pulau Sangihe bukan kuburan, tapi ruang hidup untuk budaya dan peradaban orang-orang Sangihe. Sheingga, jika konsensi itu tetap berjalan, peradaban di Sangihe justru akan terkubur.